Detikcom ialah sebuah portal web yang berisi berita
aktual dan artikel dalam jaringan di Indonesia. Detikcom merupakan salah
satu situs berita terpopuler di Indonesia. Berbeda dari situs-situs
berita berbahasa Indonesia lainnya, detikcom hanya mempunyai edisi
daring dan menggantungkan pendapatan dari bidang iklan. Meskipun begitu,
detikcom merupakan yang terdepan dalam hal berita-berita baru (
breaking news). Sejak tanggal 3 Agustus 2011, DetikCom menjadi bagian dari trans corpora.
Pada zaman Orde Baru pak Budiono bekerja di tabloid detik yang
akhirnya pada masa Orde Baru tabloid tersebut di berangus bersama-sama
dengan tabloid Tempo karena pada masa Orde Baru kebebasan Pers belum
diperbolehkan. Akhirnya setelah mengalami hal tersebut pak budiono
berfikir dan terus berfikir, bagaimana caranya beliau bisa menyampaikan
informasi tetapi tidak melalui media cetak dan akhirnya beliau mencoba
bisnis dotcom yang pada saat itu belum populer, beliau membuat sebuah
website yang ditawarkan kepada beberapa media cetak salah satunya adalah
kompas tetapi beliau ditolak dengan alasan media yang ditawarkan beliau
tidak efisien dalam menyampaikan informasi, dan belum ada segmentasi
pasarnya, kemudian beliau menawarkannya ke media cetak yang lainnya,
namun tetap saja ditolak. “Yah…namanya juga orang lagi butuh duit, ya
cara apapun akan diusahakan semaksimal mungkin” Begitu tandasnya.
Setelah itu akhirnya beliau berfikir dan bersama seorang temannya Abdul
Rahman, beliau berinisiatif mendirikan detikcom sendiri dengan modal
awal 100 juta rupiah, beliau mendirikan media informasi tersebut
tepatnya pada tanggal 9 Juli 1998 dengan nama detikcom, yang dibarengi
dengan on linenya media informasi sejenis seperti satunet.com,
astaga.com, koridor.com, mandiri.com.
Pada tahun pertamanya detikcom hanya beranggotakan 3 orang, Pak
Budiono sendiri bertugas sebagai orang yang berada didepan komputer
untuk mengupdate berita ke website, sedangkan temannya bertugas sebagai
reporter di lapangan dan ketika mendapatkan berita, temannya
menyampaikannya melalui telepon, yang lebih uniknya lagi pada saat itu
belum ada handphone, jadi reporter detikcom hanya bermodalkan uang coin.
“saat meliput berita di istana negara reporter harus mencari telepon
umum, pada saat itu ada di gedung telkom dan reporter harus kesana
dahulu untuk menelpon dan menyampaikan berita kepada saya yang berada di
kantor detikcom”, Ucap pak Budiono sambil mengingat kenangan itu.
“Setelah selang beberapa bulan detikcom online, kami mendapatkan iklan
pertama, pada saat itu iklan pertamanya adalah iklan Processor Intel
Pentium III”, tambahnya lagi sambil memperlihatkan gambar tampilan
detikcom yang pertama kali terbit dengan iklan pertamanya dalam slide
presentasinya. Detikcom pada saat itu berkantor di Lebak Bulus tepatnya
di samping stadion sepak bola Lebak Bulus.
Filosofi nama detik sendiri adalah karena detikcom ingin menyajikan informasi yang ter-update setiap jam, menit bahkan detik.
Sejalan dengan berkembangnya teknologi dan “meleknya” masyarakat akan
internet, detikcom semakin menanjak naik sebagai news online nomor satu
di negeri ini. “Rangking detikcom menanjak ketika kejadian-kejadian
luar biasa di negeri ini terjadi, diantaranya ketika Soeharto turun,
Soeharto meninggal, Poligaminya A’a gym, terbitnya majalah Playboy
indonesia dan yang lainnya” ucap pak Budiono dalam Presentasinya.
Dahulu tampilan detikcom yang hanya berisi berita-berita saja
sekarang telah berubah menjadi iklan, ya…banyak sekali iklan yang ada di
detikcom, dan inilah sebenarnya penghasilan yang luar biasa dari
perusahaan ini.
Detikcom sekarang bukan hanya saja sebagai news online saja melainkan
menjadi Portal, dari mulai blogs yang dinamai blogdetik.com, forum,
detiknews, detikhot dan masih buanyak lagi fasilitas yang tersedia di
detikcom.
Dan Pada 3 Agustus 2011 Para Group mengakuisisi detikcom (PT Agranet
Multicitra Siberkom/Agrakom) . Mulai pada tanggal itulah secara resmi
detikcom berada di bawah Trans Corpora. Chairul Tanjung, pemilik Para
Group membeli detikcom secara total (100 persen) dengan nilai US$60 juta
atau Rp 521-540 miliar. Setelah diambilalih, maka selanjutnya jajaran
direksi akan diisi oleh pihak-pihak dari Trans Corpora — sebagai
perpanjangan tangan Para Group di ranah media. Dan komisaris Utama
dijabat Jenderal (Purn) Bimantoro, mantan Kapolri, yang saat ini juga
menjabat sebagai Komisaris Utama Carrefour Indonesia, yang juga dimiliki
Chairul Tanjung. Sebelum diakuisisi oleh Para Group, saham detikcom
dimiliki oleh Agranet Tiger Investment dan Mitsui & Co. Agranet
memiliki 59% saham di Detik.com, dan sisanya dimiliki oleh Tiger 39%,
dan Mitsui 2%
Server detik..com sebenarnya sudah siap diakses pada 30 Mei 1998, namun
mulai online dengan sajian lengkap pada 9 Juli 1998. Tanggal 9 Juli itu
akhirnya ditetapkan sebagai hari lahir Detikcom yang didirikan Budiono
Darsono (eks wartawan DeTik), Yayan Sopyan (eks wartawan DeTik), Abdul
Rahman (mantan wartawan Tempo), dan Didi Nugrahadi. Semula peliputan
utama detikcom terfokus pada berita politik, ekonomi, dan teknologi
informasi. Baru setelah situasi politik mulai reda dan ekonomi mulai
membaik, detikcom memutuskan untuk juga melampirkan berita hiburan, dan
olahraga.
Dari situlah kemudian tercetus keinginan membentuk detikcom yang
update-nya tidak lagi menggunakan karakteristik media cetak yang harian,
mingguan, bulanan. Yang dijual detikcom adalah breaking news. Dengan
bertumpu pada vivid description macam ini detikcom melesat sebagai situs
informasi digital paling populer di kalangan users internet.
Perkembangan jumlah pengunjung
Pada Juli 1998 situs detikcom per harinya menerima 30.000 hits
(ukuran jumlah pengunjung ke sebuah situs) dengan sekitar 2.500 user
(pelanggan Internet). Sembilan bulan kemudian, Maret 1999, hits per
harinya naik tujuh kali lipat, tepatnya rata-rata 214.000 hits per hari
atau 6.420.000 hits per bulan dengan 32.000 user. Pada bulan Juni 1999,
angka itu naik lagi menjadi 536.000 hits per hari dengan user mencapai
40.000. Terakhir, hits detikcom mencapai 2,5 juta lebih per harinya.
Selain perhitungan hits, detikcom masih memiliki alat ukur lainnya
yang sampai sejauh ini disepakati sebagai ukuran yang mendekati seberapa
besar potensi yang dimiliki sebuah situs. Ukuran itu adalah page view
(jumlah halaman yang diakses). Page view detikcom sekarang mencapai 3
juta per harinya. sekarang detik..com menempati posisi ke empat tetinggi
dari alexa.com untuk seluruh kontent di Indonesia.
DETIK adalah salah satu pelopor media massa yang menggunakan basis
internet sebagai alat pemberitaannya. Di awal kemunculannya, media ini
dianggap cukup berani melakukan inovasi. Sebab, ketika muncul di tahun
1999, teknologi internet masih menjadi sesuatu yang dianggap langka dan
mahal. Sehingga, banyak yang memprediksikan bahwa media ini tidak akan
mampu bertahan lama dan mati seperti kelahiran sebelumnya.
Kisah awal media Detik ini menjadikan internet sebagai basis
pemberitaan, berawal dari kisah pahit yang dialaminya. Ketika pada masa
Orde Baru, media ini muncul dalam format sebagai majalah mingguan yang
mengupas masalah politik sebagai pokok bahasan. Namun, kekuatan Orde
Baru yang sangat ketat mengawasi pemberitaan media massa, memaksa
majalah tersebut menyudahi kiprahnya untuk terbit dalam format majalah.
Hal ini karena Detik dianggap terlalu keras dalam pemberitaannya yang
dianggap menyerang penguasa saat itu. Sehingga, dengan keputusan
Menteri Penerangan saat itu, majalah Detik bersama Tempo dan Forum harus
dicabut surat Ijin Usaha Penerbitan yang merupakan surat ijin usaha
media massa.
Sumber :
http://yuniarfatmasari.wordpress.com/sekilas-tentang-detik-com/