Minggu, 22 April 2012

Media Informasi By Detik.Com

Detikcom ialah sebuah portal web yang berisi berita aktual dan artikel dalam jaringan di Indonesia. Detikcom merupakan salah satu situs berita terpopuler di Indonesia. Berbeda dari situs-situs berita berbahasa Indonesia lainnya, detikcom hanya mempunyai edisi daring dan menggantungkan pendapatan dari bidang iklan. Meskipun begitu, detikcom merupakan yang terdepan dalam hal berita-berita baru (breaking news). Sejak tanggal 3 Agustus 2011, DetikCom menjadi bagian dari trans corpora.



Pada zaman Orde Baru pak Budiono bekerja di tabloid detik yang akhirnya pada masa Orde Baru tabloid tersebut di berangus bersama-sama dengan tabloid Tempo karena pada masa Orde Baru kebebasan Pers belum diperbolehkan. Akhirnya setelah mengalami hal tersebut pak budiono berfikir dan terus berfikir, bagaimana caranya beliau bisa menyampaikan informasi tetapi tidak melalui media cetak dan akhirnya beliau mencoba bisnis dotcom yang pada saat itu belum populer, beliau membuat sebuah website yang ditawarkan kepada beberapa media cetak salah satunya adalah kompas tetapi beliau ditolak dengan alasan media yang ditawarkan beliau tidak efisien dalam menyampaikan informasi, dan belum ada segmentasi pasarnya, kemudian beliau menawarkannya ke media cetak yang lainnya, namun tetap saja ditolak. “Yah…namanya juga orang lagi butuh duit, ya cara apapun akan diusahakan semaksimal mungkin” Begitu tandasnya. Setelah itu akhirnya beliau berfikir dan bersama seorang temannya Abdul Rahman, beliau berinisiatif mendirikan detikcom sendiri dengan modal awal 100 juta rupiah, beliau mendirikan media informasi tersebut tepatnya pada tanggal 9 Juli 1998 dengan nama detikcom, yang dibarengi dengan on linenya media informasi sejenis seperti satunet.com, astaga.com, koridor.com, mandiri.com.


Pada tahun pertamanya detikcom hanya beranggotakan 3 orang, Pak Budiono sendiri bertugas sebagai orang yang berada didepan komputer untuk mengupdate berita ke website, sedangkan temannya bertugas sebagai reporter di lapangan dan ketika mendapatkan berita, temannya menyampaikannya melalui telepon, yang lebih uniknya lagi pada saat itu belum ada handphone, jadi reporter detikcom hanya bermodalkan uang coin. “saat meliput berita di istana negara reporter harus mencari telepon umum, pada saat itu ada di gedung telkom dan reporter harus kesana dahulu untuk menelpon dan menyampaikan berita kepada saya yang berada di kantor detikcom”, Ucap pak Budiono sambil mengingat kenangan itu. “Setelah selang beberapa bulan detikcom online, kami mendapatkan iklan pertama, pada saat itu iklan pertamanya adalah iklan Processor Intel Pentium III”, tambahnya lagi sambil memperlihatkan gambar tampilan detikcom yang pertama kali terbit dengan iklan pertamanya dalam slide presentasinya. Detikcom pada saat itu berkantor di Lebak Bulus tepatnya di samping stadion sepak bola Lebak Bulus.

Filosofi nama detik sendiri adalah karena detikcom ingin menyajikan informasi yang ter-update setiap jam, menit bahkan detik.
 Sejalan dengan berkembangnya teknologi dan “meleknya” masyarakat akan internet, detikcom semakin menanjak naik sebagai news online nomor satu di negeri ini. “Rangking detikcom menanjak ketika kejadian-kejadian luar biasa di negeri ini terjadi, diantaranya ketika Soeharto turun, Soeharto meninggal, Poligaminya A’a gym, terbitnya majalah Playboy indonesia dan yang lainnya” ucap pak Budiono dalam Presentasinya.
Dahulu tampilan detikcom yang hanya berisi berita-berita saja sekarang telah berubah menjadi iklan, ya…banyak sekali iklan yang ada di detikcom, dan inilah sebenarnya penghasilan yang luar biasa dari perusahaan ini.
Detikcom sekarang bukan hanya saja sebagai news online saja melainkan menjadi Portal, dari mulai blogs yang dinamai blogdetik.com, forum, detiknews, detikhot dan masih buanyak lagi fasilitas yang tersedia di detikcom.

Dan Pada 3 Agustus 2011 Para Group mengakuisisi detikcom (PT Agranet Multicitra Siberkom/Agrakom) . Mulai pada tanggal itulah secara resmi detikcom berada di bawah Trans Corpora. Chairul Tanjung, pemilik Para Group membeli detikcom secara total (100 persen) dengan nilai US$60 juta atau Rp 521-540 miliar. Setelah diambilalih, maka selanjutnya jajaran direksi akan diisi oleh pihak-pihak dari Trans Corpora — sebagai perpanjangan tangan Para Group di ranah media. Dan komisaris Utama dijabat Jenderal (Purn) Bimantoro, mantan Kapolri, yang saat ini juga menjabat sebagai Komisaris Utama Carrefour Indonesia, yang juga dimiliki Chairul Tanjung. Sebelum diakuisisi oleh Para Group, saham detikcom dimiliki oleh Agranet Tiger Investment dan Mitsui & Co. Agranet memiliki 59% saham di Detik.com, dan sisanya dimiliki oleh Tiger 39%, dan Mitsui 2%

Server detik..com sebenarnya sudah siap diakses pada 30 Mei 1998, namun mulai online dengan sajian lengkap pada 9 Juli 1998. Tanggal 9 Juli itu akhirnya ditetapkan sebagai hari lahir Detikcom yang didirikan Budiono Darsono (eks wartawan DeTik), Yayan Sopyan (eks wartawan DeTik), Abdul Rahman (mantan wartawan Tempo), dan Didi Nugrahadi. Semula peliputan utama detikcom terfokus pada berita politik, ekonomi, dan teknologi informasi. Baru setelah situasi politik mulai reda dan ekonomi mulai membaik, detikcom memutuskan untuk juga melampirkan berita hiburan, dan olahraga.

Dari situlah kemudian tercetus keinginan membentuk detikcom yang update-nya tidak lagi menggunakan karakteristik media cetak yang harian, mingguan, bulanan. Yang dijual detikcom adalah breaking news. Dengan bertumpu pada vivid description macam ini detikcom melesat sebagai situs informasi digital paling populer di kalangan users internet.
Perkembangan jumlah pengunjung



Pada Juli 1998 situs detikcom per harinya menerima 30.000 hits (ukuran jumlah pengunjung ke sebuah situs) dengan sekitar 2.500 user (pelanggan Internet). Sembilan bulan kemudian, Maret 1999, hits per harinya naik tujuh kali lipat, tepatnya rata-rata 214.000 hits per hari atau 6.420.000 hits per bulan dengan 32.000 user. Pada bulan Juni 1999, angka itu naik lagi menjadi 536.000 hits per hari dengan user mencapai 40.000. Terakhir, hits detikcom mencapai 2,5 juta lebih per harinya.

Selain perhitungan hits, detikcom masih memiliki alat ukur lainnya yang sampai sejauh ini disepakati sebagai ukuran yang mendekati seberapa besar potensi yang dimiliki sebuah situs. Ukuran itu adalah page view (jumlah halaman yang diakses). Page view detikcom sekarang mencapai 3 juta per harinya. sekarang detik..com menempati posisi ke empat tetinggi dari alexa.com untuk seluruh kontent di Indonesia.

DETIK adalah salah satu pelopor media massa yang menggunakan basis internet sebagai alat pemberitaannya. Di awal kemunculannya, media ini dianggap cukup berani melakukan inovasi. Sebab, ketika muncul di tahun 1999, teknologi internet masih menjadi sesuatu yang dianggap langka dan mahal. Sehingga, banyak yang memprediksikan bahwa media ini tidak akan mampu bertahan lama dan mati seperti kelahiran sebelumnya.

Kisah awal media Detik ini menjadikan internet sebagai basis pemberitaan, berawal dari kisah pahit yang dialaminya. Ketika pada masa Orde Baru, media ini muncul dalam format sebagai majalah mingguan yang mengupas masalah politik sebagai pokok bahasan. Namun, kekuatan Orde Baru yang sangat ketat mengawasi pemberitaan media massa, memaksa majalah tersebut menyudahi kiprahnya untuk terbit dalam format majalah.

Hal ini karena Detik dianggap terlalu keras dalam pemberitaannya yang dianggap menyerang penguasa saat itu. Sehingga, dengan keputusan Menteri Penerangan saat itu, majalah Detik bersama Tempo dan Forum harus dicabut surat Ijin Usaha Penerbitan yang merupakan surat ijin usaha media massa.

Sumber :
http://yuniarfatmasari.wordpress.com/sekilas-tentang-detik-com/

0 komentar:

Posting Komentar